Proyek Rumah Kambera
SUMBA PHOTO STORIES
Sebuah proyek pendampingan fotografi untuk menjadi media berekspresi dan bercerita melalui foto. Dimulai sejak Januari 2020, pelatihan telah dilaksanakan di dua sekolah, di dua desa, di bagian timur Sumba. Anak-anak bercerita tentang rumah dan lingkungan desanya, serta bagaimana proses perjalanan mereka menuju sekolah. Hasil dari cerita anak-anak ini menjadi data tambahan untuk mendapatkan gambaran keseharian masyarakat dan perbandingannya di wilayah terpencil Sumba. Ketika wilayah yang disasar tidak tersedia listrik, kebutuhan untuk perawatan dan pengisian baterai harus dilakukan saat kembali ke kota Waingapu. Pentingnya adanya Rumah Kambera, menjadi vital untuk perawatan alat-alat elektronik yang digunakan untuk pelatihan Sumba Photo Stories.
BANGUN MBINUDITA
Sejak Agustus 2020 kami membangun kembali sekolah yang roboh terkoyak angin pada akhir tahun 2019. Dengan pembangunan ini, setiap tahunnya 65 hingga 100 anak dapat bersekolah dengan aman dan nyaman. Selain sekolah, bangunan ini juga akan menjadi pusat kegiatan warga Mbinudita, yang berjumlah sekitar 300 keluarga. Untuk berkegiatan di Mbinudita, kami tidak dapat tinggal lebih dari dua malam, dengan alasan logistik, kurangnya ketersediaan bahan pangan, tidak adanya akses ke air bersih dan tenaga listrik. Oleh karena itu, Rumah Kambera menjadi titik sentral dan sangat diperlukan dalam proyek jangka panjang untuk merencanakan dan mengelola semua proyek Mbinudita di masa yang akan datang.
FIRST AID KIT
Sebuah proyek yang bertujuan memberikan pertolongan pertama melalui kotak P3K yang akan dibagikan ke setiap sekolah dan tenaga medis tradisional yang di dampingi tenaga Faskes di Sumba Timur. Akses layanan kesehatan primer cukup sulit didapatkan di daerah terpencil Sumba Timur, selain karena persebaran penduduk yang tidak merata juga karena akses jalan yang kurang layak. Contoh kecil, misalnya terdapat goresan luka ringan di kaki (anak-anak dan orang dewasa yang kebanyakan bertelanjang kaki) dapat dengan cepat terinfeksi dan menjadi cedera yang signifikan. Untuk mencegah hal ini, YKBI dan FFF akan memberikan kotak P3K kepada lebih dari 40 sekolah serta melatih guru tentang perawatan kesehatan primer. Rumah Kambera akan menjadi jantung dari proyek ini; persiapan, pelatihan guru dan tindak lanjut akan dikelola dari Rumah Kambera ini.
SEKOLAH KAMPUNG
Sebuah proyek bersama Sekolah Charis Sumba. Dalam empat tahun terakhir, di bidang pendidikan, Sekolah Charis Sumba telah mendampingi 37 guru di 18 sekolah kampung terpencil, terutama sekolah PAUD dan kelas darurat di area Sumba timur. FFF berpartisipasi dalam membantu terlaksananya pendampingan tersebut, sehingga proses belajar mengajar di daerah terpencil dapat terus berjalan. Kedepan, FFF bersama Sekolah Charis Sumba akan menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kapasitas tenaga pendidikan dalam bentuk: pelatihan, seminar, dan workshop. Selain itu, di bidang kesehatan juga akan difokuskan untuk peningkatan gizi, pola hidup sehat, pencegahan dan metode pertolongan pertama pada kecelakaan, yang kemudian pengetahuan tersebut dapat disebarkan dan diajarkan di sekolah maupun lingkungan sekitarnya.
AKSES AIR BERSIH
Salah satu masalah utama di Sumba Timur adalah terbatasnya akses untuk memperoleh air bersih. Umumnya masyarakat masih mengandalkan mata air, sumur, dan tampungan air hujan namun masih belum mencukupi kebutuhan pokok air. Kami berupaya untuk melakukan riset dan percobaan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, melakukan berbagai cara alternatif untuk mempermudah aksesibilitas untuk mendapatkan air bersih yang aman. Ini adalah proyek jangka panjang yang membutuhkan “kantor” dan ruang yang memadai. Rumah Kambera akan mempermudah kolaborasi dengan para pakar, berbagi ilmu pengetahuan dan mempelajari kebutuhan warga terhadap air bersih.
KEBUN
Salah satu aset terbesar pada rumah ini, adalah lahan dimana rumah ini berdiri; areanya cukup luas dan sangat cocok untuk bercocok tanam, kami akan membuat taman dan kebun; hasil panennya bisa dipakai untuk memasak para relawan dan komunitas sekitar. Kami juga akan menyelenggarakan pelatihan mengenai pentingnya nutrisi (gizi dan pangan), serta melakukan berbagai percobaan, dan mencari jawaban tentang bagaimana mengolah tanah kapur dan beradaptasi dengan iklim dimana hujan hanya terjadi rata-rata 2 bulan per tahun.